Tradisi Nyekar Dan Megengan, Menjelang Datangnya Puasa Ramadhan

Menjelang bulan ramadhan dan bulan syawal, biasanya banyak kita jumpai  orang orang berziarah kemakam atau kuburan-kuburan Islam dengan membawa bunga untuk ditaburkan diatas makam lantas berdo`a. Tradisi  tersebut di kenal dengan kata “Nyekar”.

Bagi mereka yang memiliki keluarga yang sudah meninggal  datang ziarah ke makam-makam keluarga, guru, dan para wali, ada yang sendiri-sendiri ada juga yang mengajak keluarga atau jama`ahnya bekerjasama,  kerja bakti membersihkan  makam dari debu-debu atau pandangan yang menggalanginya seperti rumput yang sudah panjang atau tumbuhan lainnya, kemudian setelahnya  ada yang membacakan surat yasin, tahlil lalu  berdo`a yang ditujukan kepada almarhum-almarhuma yang meninggal baik orang tua, ibu, bapak, keluarga, sanak famili, anak cucu. Berharap semoga  diterima amal kebaikkannya, diampuni dosa-dosanya dan ditempatkan pada tempat yang sebaik-baiknya yakni di surga-Nya Allah SWT.

Tradisi Nyekar merupakan tradisi yang sudah dilaksanakan secara turun menurun sejak zaman nenek moyang dahulu dan termasuk kegiatan positif  yang perlu dipertahankan karena manfaatnya sebagai nostalgia mengenang kembali jasa-jasa para almarhum yang meninggal juga sebagai pengingat atas kematian. Tradisi ini membawa barokah bagi keluarga dan almarhum almarhuma disamping itu juga barokah para penjual bunga laris manis tak tersisa.

Setiap jiwa yang hidup pasti akan mati dan cukuplah kematian itu sebagai nasehat seorang hamba agar selalu mendekat diri memantabkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT. Sesuai dengan hadist rasulullah SAW yang artinya ” Apabila anak cucu adam (manusia) telah meninggal  maka terputuslah amal darinya,kecuali tiga perkara  yaitu shodaqoh jariyah (sedekah yang pahalanya terus mengalir), ilmu yang bermanfaat, atau anak sholeh yang selalu mendo`akannya.” (HR.Muslim).

Disamping shodaqoh jariyah,ilmu yang bermanfaat, putra-putri yang sholehlah yang selalu mendo`akan kedua orang tua semasa hidup sampai meninggal. Anak merupakan warisan peninggalan yang sangat berharga yang do`a-do`anya kelak membersamai kita ketika sudah dipanggil kehadlirat Allah SWT.

Maka pentingnya mempersiapkan pendidikan mereka baik dipondok-pondok pesantren atau lembaga-lembaga yang memadukan pendidikan umum dan agama  mengajarkan tentang ubudiyah dan akhlakul karimah sehingga mereka akan menjadi generasi islam kuat keimanan dan ketaqwaannya serta berbakti dan mendoakan kedua orang tua.

Tradisi selanjutnya adalah “Megengan” kata jawa yang berartikan “Menahan” tradisi tersebut biasanya dilaksanakan dengan membuat dan membawa kue atau makanan “ambeng”   ada kue apemnya dibuat suguhan tasyakuran. Apem dari kata Afwan ( bahasa Arab) artinya Maaf.   Memohon ampunan kepada Allah SWT, atau saling memafkan antar satu dan lainnya.

Tasyakuran megengan ada yang di rayakan rumah-rumah warga atau dibawah ke masjid, mushollah terdekat untuk dibacakan do`a diamini bersama, setelah itu makanan bisa dimakan bersama atau dibagi untuk di bawah pulang kembali.

” Nyekar Dan Megengan ”   mengingatkan kepada kita semua bahwa bulan puasa akan segera tiba saatnya kita menyambut dengan senang gembira diawali  dengan memperbanyak berdo`a, beribadah dengan baik, menahan diri, menahan emosi, menahan hawa nafsu agar tidak melakukan kemaksiatan dan dosa, menahan diri dari melakukan kegiatan-kegiatan yang dilarang oleh agama islam, selalu berusaha berbuat baik, saling memaafkan, dan menyambung tali silaturrahim.

Semoga ibadah puasa kita diberikan kesehatan,kemudahan, kelancaran selalu mendapatkan hidayah, perlindungan dan amal ibadah diterima Allah Subhanahu Wa Ta`ala . Aamiin.

Marhaban Yaa…Ramadhan

Segenap Keluarga Besar

SMPS Daruttaqwa mengucapkan :

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa Ramadhan 1445 H/2024 M

 

By: Media Spesd@ta

Sinergi Potensi Edukasi SMPS Daruttaqwa